Gentala Arasy
adalah salah satu icon di kota Jambi. Jembatan pedestrian atau jembatan khusus penyebarangan orang, yang membentang sepanjang 503 meter di atas Sungai Batanghari, Kota Jambi itu diresmikan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla pada bulan Maret 2015 .
Sebenarnya ada dua objek di lokasi ini, yaitu menara Gentala Arasy dan jembatan Pedestrian. Tapi kebanyakan orang-orang menyebutnya jembatan Gentala Arasy. Lokasi ini adalah salah satu objek wisata di kota Jambi dan tidak afdol jika tidak kesini saat anda sedang berada di Jambi.
Jembatan Pendestrian ini kabarnya mengadopsi bentuk dari Jembatan Golden Gate di Amerika. Keduanya hampir terlihat sama, menggunakan cable stayed di sisi-sisinya. Jembatan Golden Gate merupakan jembatan yang terpopuler di dunia, agaknya ini juga bakal disandang Pendestrian sebagai satu dari sekian banyak ikon Jambi.
Jembatan pendestrian ini menghubungkan Taman Tanggo Rajo dengan Kota Seberang. Menara Gentala Arasy adalah satu ikon Jambi yang ada di seberang Kota Jambi. Pada dua sisinya terpasang kaligrafi dari stainless yang berlafal Allah dan Muhammad. Gentala Arasy adalah sebuah menara yang tingginya mencapai 80 meter. Bagian atasnya terpasang speaker yang terhubung dengan masjid Al Falah. Saat tiba waktu sholat, suara adzan yang dikumandangkan akan terdengar jelas melalui speaker. Seberang didaulat sebagai Kota Religi sekaligus kota Budaya Jambi.
Masjid Keramat
terletak Desa Koto Tuo Pulau Tengah,Kabupaten Kerinci, Kecamatan Keliling Danau.Dinamai Masjid Keramat karena masjid ini dalam riwayatnya selalu terhindar dari bencana yang terjadi di desa itu, antara lain kebakaran hebat pada tahun 1903 dan 1939. Juga gempa bumi dahsyat yang terjadi pada tahun 1942, tidak berpengaruh apa-apa terhadap masjid itu. Oleh karenanya, dapat dipahami jika masyarakat di desa itu menamai masjid tua ini dengan nama Masjid Keramat.
Masjid Keramat terdiri atas tiga bagian, yaitu Beranda, Bangunan Induk, dan Lapangan. Disamping itu di sudut tenggara masjid terdapat sebuah jembatan kayu, yang sesungguhnya merupakan bagian dari masjid juga.
Semua bagian Masjid keramat itu dibuat sedemikian rupa sehingga tidak satu pakupun yang digunakan pada persambungannya, baik paku kayu apalagi paku besi.
Bentuk asli Masjid Keramat itu semula terdiri dari bangunan induk saja, dengan denah bujur sangkar. Masjid ini memiliki sebuah tiang utama (sokoguru) yang menopang atap tumpang ketiga, 4 buah tiang di tengah ruangan dan 20 buah tiang pinggir, yang semuanya berfungsi menopang atap masjid.
Lapangan pada Masjid Keramat untuk ukurannya cukup luas di bagian barat. Lapangan itu dahulu berfungsi sebagai tempat mengadakan keramaian-keramaian pada hari-hari tertentu, terutama yang berhubungan dengan acara hari besar Islam. Di lapangan itulah masa lalu rakyat biasanya berkumpul menyaksikan pertunjukan pencak silat, tale atau kasidah dan hiburan lainnya dalam rangka menyambut peristiwa penting atau ke-datangan hari besar Islam.
Masjid Agung Pondok Tinggi
terletak di Desa Pondok Tinggi Kota Sungai Penuh Kerinci.Masjid Agung Pondok Tinggi dibangun pada tahun 1874 secara gotong royong oleh seluruh warga dusun. Setelah pembuatan fondasi selesai dan kayu terkumpul, dibentuk- lah semacam panitia pelaksana pembangunan yang dipimpin oleh empat orang jenang ‘pengurus’ yang dipilih dari masing-masing lurah, yaitu: Bapak/ayahnya Rukun (Rio Mandaro), Bapak/ayahnya Hasip (Rio Pati), Bapak/ayahnya Timah Taat dan Haji Rajo Saleh (Rio Tumengung). Rancangan masjid dipilih berdasarkan masukan dari empat orang perencana. Yang terpilih adalah rancangan yang dibuat oleh Bapak/ayahnya M. Tiru dari Rio Mandaro. Untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan, dipilihlah 12 orang tenaga ahli pertukangan.
Setelah semua persiapan beres maka dimulailah pekerjaan mendirikan tiang dan dinding masjid pada hari Rabu, 1 Juni 1874 M. Masjid Agung Pondok Tinggi ini ditopang oleh 36 buah tiang besar dan kokoh, dibagi dalam tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
Tiang Panjang Sambilea (sembilan) sebanyak empat buah, Keempat tiang tersebut dinamai Tiang Tuo (Jawa: sokoguru), Tiang Panjang Limau (lima) sebanyak delapan buah,
Tiang Panjang Duea (dua) sebanyak 24 buah.
Bentuk atap Masjid Agung Ondok Tinggi yang berupa atap tumpang bersusun tiga, makin ke atas makin kecil, dan paling puncak berbentuk. limas melambangkan tatanan hidup masyarakat Kerinci yang berketuhanan, yakni: bapucak satau, barempe juroi, batingkat tigae. Artinya berpucuk satu, berjurai empat, dan bertingkat tiga.
Masjid ini pada tahun 1953 pemah dikunjungi wakil presiden Dr. Mohammad Hatta. Bung Hatta berpesan agar masjid agung ini dilestarikan dan dipelihara dengan baik sebagai warisan budaya yang sangat berharga.
Masjid Seribu Tiang
Terletak di tengah-tengah kota jambi, berada di Ruas jalan yang sama dengan pasar Induk Angso Duo, PDAM Tirta Mayang, dan juga Museum Perjuangan Rakyat Jambi.
Karena letaknya yang berada di tengah-tengah kota jambi dan masjid agung Al-Falah ini juga merupakan ikon atau simbol kota Jambi. Lalu, jika anda menggunakan kendaraan umum atau angkot, anda tidak perlu khawatir, karena untuk menuju Jalan Sultan Thaha ini, banyak sekali pilihan angkot yang bisa anda gunakan.
Sejarah Singkat Dulunya tanah dimana Masjid Seribu Tiang ini berdiri adalah istana tanah pilih Sultan Thaha. Suatu hari istana ini dihancurkan oleh koloni Belanda karena terjadinya pembatalan perjanjian oleh Sultan Thaha karena menurut sultan, perjanjian yang diajukan oleh Belanda cukup merugikan masyarakat Jambi.
Setelah diproklamasikannya kemerdekaan Negara Republik Indonesia, dan tepat pada tanggal 29 September 1980, Masjid Agung Al-Falah ini diresmikan oleh Bapak Soeharto, yang menjabat sebagai Presiden RI pada waktu itu. Wisata Masjid Agung Al-Falah ini dibangun diatas lahan tanah sebesar 2,7 Ha dan memiliki luas bangunan sebesar 4.600 meter persegi, masjid ini adalah masjid terbesar di kota Jambi.
Masa pembangunannya pun cukup memakan waktu lama, kurang lebih dalam kurun waktu sekitar 9 tahun bangunan untuk menyelesaikan bangunan ini. Menurut informasi yang ada Masjid Agung Al-Falah ini dibangun mulai tahun 1971 sampai selesai di tahun 1980. Walaupun lebih dikenal dengan nama masjid seribu tiang, tapi tiang penyangga (pilar) yang ada di masjid ini hanya sebanyak 256 buah.
Memang cukup banyak, maka dari itu masjid ini popular dengan sebutan tersebut, Masjid Seribu Tiang.
Situs Purbakala Kompleks Percandian Muaro Jambi
adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Indonesia yang kemungkinan besar merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu. Kompleks percandian ini terletak di tepi Batang Hari, sekitar 26 kilometer arah timur Kota Jambi. Candi tersebut diperkirakakn berasal dari abad ke-11M. Candi Muaro Jambi merupakan kompleks candi yang terbesar dan yang paling terawat di pulau Sumatera. Dan sejak tahun 2009 Kompleks Candi Muaro Jambi telah dicalonkan ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia. Kompleks percandian Muaro Jambi terletak pada tanggul alam kuno Sungai Batanghari. Situs ini mempunyai luas 12 km persegi, panjang lebih dari 7 kilometer serta luas sebesar 260 hektar yang membentang searah dengan jalur sungai. Situs ini berisi 61 candi yang sebagian besar masih berupa gundukan tanah (menapo) yang belum dikupas (diokupasi). Dalam kompleks percandian ini terdapat pula beberapa bangunan berpengaruh agama Hindu. Candi ini rutin digunakan masyarakat sekitar sebagai area berkumpul di hari libur. Bagi anda yang tertarik ingin menjelajahi luasnya candi ini tidak perlu bingung, karena disini begitu banyak sepeda yang bisa anda sewa untuk rekreasi mengitari keseluruhan kompleks candi ini.
Berhala Island
Pulau Berhala adalah sebuah pulau di Jambi, Indonesia. Pulau ini merupakan pulau terluar Indonesia di Selat Malaka. Luas pulau ini hanya sekitar 2,5 km². Berhala memiliki topografi bergunung dengan hutan lebat dan pantai yang putih bersih. Pulau yang kaya akan hutan akar bahar ini menyimpan berbagai jenis terumbu karang (Intertidal Coral Reef dan Karang Tengah) dalam radius 200 m dari bibir pantai. Tidak kurang dari 22 spesies dan jenis ikan karang dapat terlihat dari 11 spesies, bila Anda menyelam ke sana. Nama Pulau Berhala ini diambil dari nama raja Jambi dahulu yaitu Datuk Paduko Berhala yang makamnya terdapat di pulau itu. Pulau Berhala cukup unik dilihat dari namanya saja sudah memberi kesan tersendiri. Luas pulau berkisar 2,5 hektare. Kondisi pulau sangat alami dan sudah memiliki penduduk. Saat ini pulau dijaga oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut.(courtesy to Wikipedia.co.id)
Pulau Penyu (Pulau Telur)
Pulau Telur? Ya, disebut demikian karena memang di sinilah penyu senang bertelur. Kepala desa Pulau Berhala, Encik Syarif mengatakan pulau itu sering menjadi tempat persinggahan penyu untuk bertelur. Jumlahnya memang tidak tentu, tetapi ketika musim timur tiba, setidaknya setiap hari ada 5-6 penyu yang naik ke pantai itu untuk bertelur."Kalau setiap musim timur, penyu selalu bertelur di pulau itu. Makanya dinamakan pulau Telur," kata Syarief Pulau itu tidak berpenghuni. Warga hanya datang ke sana untuk mencari kayu dan telur penyu saja. Menurut cerita warga, sekeliling pulau ini memiliki pantai yang lebih cantik. Hampir semua sisi pulau memiliki eksotiseme tersendiri dengan karakter yang mirip seperti pulau Berhala. Jaraknya tidak terlalu jauh, hanya lima menit saja dari pulau Berhala. Pulau ini juga menyajikan keindahan yang tak kalah di banding Pulau Berhala. Pada awal dan akhir tahun, pantai Pulau penyu menjadi tempat persinggahan penyu untuk bertelur.